28 December 2008

http://k-adyblog.blogspot.com/2008/12/manusia-berhak-memilih-takdir-1.html http://k-adyblog.blogspot.com/2008/12/mencari-tujuan-hidup.html http://k-adyblog.blogspot.com/2008/11/harta-karun_19.html http://k-adyblog.blogspot.com/2008/11/identity.htm

MANUSIA BERHAK MEMILIH TAKDIR .1

Kehendak manusia tidak dapat merubah takdir Allah.
kehendak manusia tidak dapat menjadi unsur atau para-
meter takdir Allah. Suka atau tidak suka, takdir Allah tetap
berlaku.
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki
dan memilihnya. Sekali-sekali tidak ada pilihan bagi mereka.
Maha-Suci Allah dan Maha-Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan."(Qs.28:68)
Manusia diberikan wewenang memilih diantara sekian
banyak takdir Allah yang dikehendaki. Manusia dapat
menimbulkan kondisi yang diinginkan, sebagaimana Allah
berfiman:
"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi, semuanya (sebagian rahmat)
dari -Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berfikir." (QS. 45: 13)
Segala tingkah laku alam raya yang dikendalikan oleh
takdir Allah ini disuguhkan untuk kepentingan dan
kemaslahatan manusia. Dalam penelitian ini, manusia tidak
bertindak sebagai objek, tapi sebagai subjek, sehingga
pantas manyandang gelar khalifatullah fi al-ardh.
al-Raghib al-Asfahani membagi takdir Allah menjadi
dua bentuk kekuasaan Allah kepada makhluk-Nya:
1). Allah menjadikan segala sesuatu menurut kadar/potensi
dan tatacara tertentu yang sesuai dengan kehendak dan
kebijaksanaan-Nya. Sebab Allah berkuasa mewujudkan
sesuatu secara langsung dan sekaligus sempurna, sehingga
tidak memerlukan pemahaman dan pengurangan, sampai
pada saatnya Allah menghendaki untuk menghancurkannya
atau menggantinya dengan bentuk lain, seperti penciptaan
langit dan bumi.
2).Allah hanya memberikan potensi/daya kepada sesuatu, Allah
mewujudkan sesuatu dengan menciptakan dasar-dasarnya,
penciptaan bagian-bagiannya hanya memberikan daya atau
potensi untuk berkembang, dan menentukan ukurannya dalam
bentuk menyimpang dari ketentuan tersebut.
Dalam kesempatan lain, al-Isfahani menafsirkan bahwa takdir
pengertiannya sama dengan qudrah, yang berarti memiliki kekuasaan
untuk melakukan sesuatu dapat dilihat dari sisi Tuhan dan manusia.
Jika dilihat dari sisi Tuhan, takdir berarti tidak ada sisi lemah dalam diri
Tuhan. Sedang dari sisi manusia, berarti manusia menerima potensi/ke-
kuasaan/qudrah untuk melakukan apa yang diinginkan-Nya sesuai
dengan kemampuan masing-masing.
Takdir dari sisi manusia ini memiliki keterbatasan, karena qudrah
yang dimilikinya tidak menghilangkan kelemahan yang ada pada diri
manusia. Karena itu, ada bagian-bagian hukum yang bersifat tetap, di-
mana manusia tidak dapat mencampuri urusan-Nya.
(Di angkat dari buku TAKDIR 13 SKALA RICHTER mempertanyakan
takdir Tuhan. oleh A.KHOIRON MUSTAFIET)

24 December 2008

MENCARI TUJUAN HIDUP

Siapa saya.....?, siapa kamu.....?, siapa dia......? jawabannya hanya satu yaitu suatu makhluk Tuhan yang tercipta dari setetes air hina, kemudian hidup dalam kandungan seorang ibu kurang lebih sembilan bulan, dan dilahirkan dalam keadaan lemah takberdaya, lalu dibesarkan dan dididik untuk mencapai harapan dan cita-cita atau tujuan hidup, apa tujuan hidup kita...? tidak ada satupun orang tua yang mengharapkan anaknya sengsara dan menderita.
Artinya semua orang menginginkan kebahagiaan, dan berarti tujuan hidup kita adalah kebahagiaan dunia akhirat, tetapi keselamatan adalah syarat mutlak untuk merasakan kebahagiaan itu, karena jika dalam suatu perjalanan kita tidak selamat...mana mungkin sampai tujuan kemudian dapat merasakan kedamaian...? Dengan demikian keselamatan adalah kunci pokok, maka untuk mewujudkan keselamatan bersama kita wajib menciptakan situasi damai dan ketentraman, bukankah damai itu indah...? Lalu.....mengapa sampai sekarang masih banyak terjadi perselisihan, pertikaian, peperangan, saling membunuh, saling mencaci, saling merusak, saling memfitnah, dan saling berebut...? ya...itu semua karena sebagian dari kita masih ada yang belum mengerti tujuan hidup yang sebenar-benarnya.
Memang semua orang harus berusaha untuk mencapai tujuan hidupnya, namun bukan berarti harus mengorbankan atau bahkan menindas orang lain, karena di dalam tujuan hidup kita ada tujuan hidup orang lain, yang artinya tujuan hidup kita semua adalah sama, sedangkan profesi atau pekerjaan seseorang bukanlah tujuan akhir, itu semua adalah sarana untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki.
Maka sudah menjadi tanggung jawab kita bersama, bahwa di dalam mengisi kehidupan ini kita harus saling mengingatkan, saling berpesan dalam kebaikan dan kebenaran dalam mencapai kebahagiaan lahir dan bathin dunia-akhirat (betul tidak...?)

Followers